Syaik Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin Rohimahullah mengatakan bahwa “tujuh golongan yang dimaksudkan dalam hadits ini bukanlah merupakan pembatasan, melainkan masih ada golongan lain yang Allah berikan kepada mereka naungan (pada Hari Kiamat).”
Ibnu Hajar Al-Asqolani Asy-Syafi’I Rahimahullah telah mengumpulkan kelompok lain yang juga mendapat naungan Allah (pada hari kiamat) dan beliau Rohimahullah menambahkan sehingga sehingga menjadi 20 kelompok orang.
An-Nawawi Rohimahullah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan naungan Allah dalam hadits ini adalah naungan Arsy Allah, dan yang dimaksud dengan hari kiamat adalah hari disaat seluruh manusia akan berdiri menghadap Rabbul ‘Alamin, ketika didekatkan matahari sehingga keadaan pada saat itu sangat panas namun mereka berikan naungan Arsy yang pada saat itu tidak ada naungan lagi kecuali dengannya
Pendapat lain mengatakan bahwa yang dimaksud dengan naungan Allah pada hadits ini adalah naungan surga yang berupa kenikmatan dan keadaan di dalamnya, sebagaimana firman Allah Azza Wa Jalla :
“kami masukkan mereka ke tempat yang teduh (naungan) lagi nyaman”(Qs. An-Nisa’[4] ; 57).
1. Imam (Pemimpin) Yang Adil
Dalan kehidupan keluarga, masyarakat dan bangsa, keberadaan pemimpin sangat dibutuhkan untuk mengatur dan mengarahkan serta melayani menuju terwujudnya kehidupan yang harmonis dan sejahtera. Untuk itu, seorang pemimpin harus bertindak adil sehingga semua orang yang dipimpinya bisa merasakan pelayanan yang maksimal dan penegakan ketentuan yang benar. Susah memang menjadi pemimpin yang adil, namun
Bukan berarti tidak bisa manakala seseorang mau bersungguh-sungguh, karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala sangat mencintai kepada pimimpin yang Adil, Rasulullah bersabda :
“Sesungguhnya hamba yang paling dicintai Allah Ta’ala pada hari kiamat dan tempat duduk mereka dekat dengan-Nya adalah imam (pemimpin) yang adil”(HR.Tirmidzi).
Manakala seseorang yang telah dicintai Allah, niscaya Allah akan melindunginya, baik di dunia maupun di Akhirat.
- Seorang Pemuda yang Menyibukkan Dirinya dengan ibadah kepada Rabbnya
Yang jelas penjelasan diatas menunjukkan betapa besar balasan bagi pemuda yang menghabiskan masa mudanya dalam rangka beribadah kepada Allah Azza Wa Jalla.
Demikian juga saat Allah Subhanahu Wa Ta’ala kisahkan kepada kita tentang Ashabul Kahfi. Allah Ta’ala kabarkan kepada kita bahwa mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka, sebagaimana firman Allah Azza Wa Jalla :
“Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka, dan kami tambah pula untuk mereka petunjuk. Dan kami meneguhkan hati mereka diwaktu merka berdiri, lalu mereka berkata ‘Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi, dan kami sekali-sekali tidak menyeru Tuhan selain Dia”(Qs.Al-Kahfi[18];13-14)
Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu mengatakan “ mereka adalah pemuda (Ghulam) yang ada pada diri mereka iman yang kuat dan Allah tambahkan kepada mereka petunjuk berupa bashiro (ilmu) tentang agama, Allah menetapkan hati dan diri mereka dalam perkara agama yaitu iman dan kesabaran sehingga ketika mereka tampil didepan raja Difyanus yang kafir, mereka mengatakan “ Rabb kami adalah Rabb pemilik langit dan bumi, kami tiada akan beribadah kepada selain-Nya.”
Asy-Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin Rohimahullah mengatakan bahwa mereka adalah pemuda yang pada diri mereka ada kekuatan Azzam, kekuatan badan dan kekuatan iman.
Maka lihatlah wahai para pemuda islam! Apa yang mereka dapatkan dari waktu muda yang mereka habiskan dalam keta’atan kepada Allah ? Renungkanlah! Dari mana mereka bisa mendapatkan keberanian untuk mengatakan bahwa “Rabb kami adalah Rabb pemilik langit dan bumi, kami tiada akan beribadah kepada selain-Nya.” Di depan raja yang memrintahkan kepada mereka untuk menyembah/sujud kepada berhala.
Sungguh ini adalah suatu keberanian yang luar biasa yang tidak akan didapatkan Cuma-Cuma tanpa usaha,melainkan balasan dari Allah Azza Wa jalla terhadap apa yang ada pada diri dan hati mereka,Aljaza’ min Jinsil ‘Amal(Balasan suatu balasan suatu perbuatan semisal dengan amal). Maka marilah kita wahai pemuda islam, bersemangatlah menghabiskan masa muda kita dalam keta’atan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
- Orang Yang Hatinya Selalu terikat pada Masjid
Orang yang terikat dengan masjid dan dibuktikannya dengan selalu ke masjid untuk memakmurkannya merupakan orng yang tidak perlu diragukan keimanannya,Rasulullah bersabda :
“Apabila kamu sekalian melihat seseorang yang biasa ke masjid, maka saksikanlah bahwa ia benar-benar beriman”.(HR.Tirmidzi dari Abu Sa’id Al-Khudri)
Karena keimanan orang yang memakmurkan masjid tidak perlu diragukan, maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan jaminan perlindungan kepada mereka. Oleh karena itu, sudah seharusnya bila kita harus memakmurkan masjid yang telah dibangun dengan susah payah.
- Dua Orang Yang Saling Mencitai Allah Subhanahu Wa Ta’ala, berkumpul & berpisah karena Allah pula.
Cinta dan membenci karena Allah Azza Wa Jalla merupakan tali keimanan yang paling kuat, karena itu orang yang mencintai & membenci karena Allah Ta’ala akan memperoleh perlindungan dari-Nya.Rasulullah bersabda :
“Paling kuat tali hubungan keimanan adalah cinta karena Allah dan membenci karena Allah”(HR.Tabrani)
- Seorang Lelaki Yang Diajak Zina Oleh Wanita Yang Kaya & Cantik Tapi Ia Menolaknya Seraya Berkata “Aku Takut Kepada Allah”
Zina merupakan perbuatan yang sangat tercela sehingga harus dijauhi oleh setiap manusia, apalagi bagi seorang muslim, hal ini bukan karena Allah Ta’ala tidak membolehkan manusia melakukan hubungan seksual, tapi bila hubungan seksual dilakukan kepada orang yang yang menikah dengannya, itu bukan zina namanya. Dan zina merusak tatanan hidup masyarakat, karena itu hukaman zina sangat berat, Allah Azza Wa Jalla berfirman :
“Perempuan yang berzina dan Laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap dari keduanya seratus kali dera,dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari Akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman”(Qs.An-Nur[24]:2)
Manakala seorang muslim mampu menjaga diri dari melakukan perzinaan, maka ia berarti mampu menjaga citra atau kemuliaan dirinya sehingga Allah Tabaroka Wa Ta’ala akan memberikannya perlindungan pada saat yang pasti dibutuhkan dalam kahidupan Akhirat nanti,
- Orang Yang Bersedekah sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat oleh tangan kanannya.
Keikhlasan bukan hanya sekedar membuat amal diterima Allah, tapi syaitan pun menyadari betapa sulitnya menyesatkan orang-orang yang ikhlas.Allah berfirman :
“Iblis berkata’Ya Rabbku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis diantara mereka”(Qs.Al-Hijr[15]:39-40).
Oleh karena itu, bila kita beramal yang shaleh, maka seorang muslim harus melakukannya dengan keikhlasan yang memang amat ditekankan didalam islam sehingga orang yang ikhlas akan mendapatkan perlindungan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala…
- Seorang yang berdzikir kepada Allah Tabaroka Wa Ta’ala sendirian lalu menitikkan air matanya.
Dzikir adalaha ingat kepada Allah dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun juga, bahkan dimanapun seorang berada. Manakala seseorang selalu ingat kepada Allah, maka iapun tidak akan mengabaikan ketentuan Allah Azza Wa Jalla dalam menjalankan kehidupan ini. Karena dzikir menjadi sangat penting bagi manusia, maka kepada orang yang beriman, Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan mereka agar banyak melakukannya. Bahkan ini satu-satunya perintah Allah yang menggunakan kata Katsira atau banyak sebaimana firman-Nya :
“Hai Orang-orang yang beriman, berdzikirlah kamu kepada Allah dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya”(Qs.Al-Ahzab[33]: 41)
Dalam kehidupan didunia, orang banyak berdzikir akan menjadi tenang dan ketenangan itupun akan diperolehnya dalam kehidupan akhirat karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan jaminan perlindungan untuknya.
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Aallah.Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram”(Qs.Ar-Ra’d:28)